“Berita heboh!” Aku meremas tanganku yang berkeringat. Tas
yang tadinya ada di genggamanku jatuh menumpahkan seluruh isinya.
“Kenapa?” Aku berjongkok mengambil barang-barangku. Mengelus
samar kakiku yang malu untuk di kasihani.
“Direktur kita kecelakaan!” Santi mengiba-ngibaskan
tangannya panik, terlalu heboh.
“Kakinya dan tangannya patah! Kritis! Dia jatuh dari lantai dua di rumahnya!” Aku
mendengarkannya sambil mengorek-ngorek tasku.
“Gosipnya dia bertengkar dengan selingkuhannya. Tetangga mendengar
suara ribu-ribut! Di lehernya ada luka sayatan panjang, kira-kira benda apa
yang bisa menyayat kulit yang … ah!”
“Bukankah itu alat
kikir kuku milikku!”
Aku menarik ujung bibirku, tersenyum. Dan mengembalikannya.
“Terima kasih, alat itu sangat membantu”